Kopi Gayo Takengon

Kopi Gayo Takengon - Takengon yang merupakan salah satu penghasil kopi terbaik dunia dan pengekspor kopi terbesar Indonesia ke luar negeri ternyata memiliki sejarah tersendiri. Tanah Gayo merupakan tempat yang cukup baik untuk perkebunan kopi dengan ketinggian 1.000 sampai 1300 meter dpl. menurut insyinyur Belanda bahwa kopi terbaik berada pada ketinggian 1200 meter Dpl. Empat tempat perkebunan Belanda di Tanah Gayo antara lain Kabupaten Takengon, dan Kabupaten Bener Meriah.

Kopi Gayo Takengon

Awal dibukanya Perkebunan Oleh Belanda

Seperti yang diungkapkan oleh Pak Tomo dan Pak Jafar selaku mantan pekerja perkebunan, Belanda mendatangkan buruh perkebunan dari pulau Jawa pada tahun 1931 untuk dipekerjakan diperkebunan, untuk satu wilayah perkebunan para pekerja terdiri atas ratusan pekerja dan memiliki fungsi masing-masing, ada yang ditempatkan sebagai Mandor atau pengawas perkebunan ataupun sebagai pengawas pekerja.
Seperti halnya kebudayaan Suku Jawa, setiap awal gajian Belanda mengadakan acara hiburan seperti Ketoprak, wayang dll sebagai hiburan rakyat. Disamping para pendatang sebelumnya diwilayah perkebunan tersebut sudah ada suku pribumi yaitu (suku Gayo). Saat Belanda memperkenalkan Tanaman Kopi ke Gayo baru lah saat itu masyarakat Gayo mengenal adanya Kopi Gayo namun sulit dipasarkan karena perdagangan masih dikuasai Belanda.
 

Belanda memperkenalkan tanaman kopi ke Gayo

Masyarakat Dataran Tinggi Gayo pada saat itu sebelum kedatangan Belanda waktu itu masyarakat gayo hanya bercocok tanam bersawah dan bercocok tanam lainnya. Belanda memulai Investasinya memperkenalkan Tanaman Kopi, Teh, alpukat, Pinus dan Terong agur. Saat itu alpukat merupakan makanan mewah khusus orang Belanda, namun alpukat ternyata disukai anjing sehingga biji alpukat tumbuh dimana-mana sehingga tidak bisa dikontrol oleh Belanda lagi. Terong Agur yang sebagian orang menyebutnya merupakan makanan khas Gayo (Cecah Gayo). Belanda melakukan iventasinya bukan hanya tanaman kopi aja tapi ada juga tanaman Pinus yang ditanam oleh Belanda dan dilakukan pembibitannya di Lampahan, kabupaten Bener Meriah yang kemudian ditanam diseputaran Danau Laut Tawar dan sebagian Besar di Wilayah kecamatan Linge, Linge merupakan dataran tinggi diatas 1400 meter dpl, sehingga tidak cocok untuk kopi namun Pinus di Linge ternyata menghasilkan Getah Pinus terbaik di dunia.


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© TANOH GAYO. All rights reserved. Developed by Saifullah.id

Iklan

Close x